Kamis, 01 Maret 2012

... KALA CINTA MENYAPA ...


Bismillahir-Rahmanir-Rahim ... Sebuah kisah tentang perjalanan seorang pemuda dalam mencari cinta yang sesungguhnya dan keikhlasan seorang wanita dalam menerima Takdir Hidupnya ..

Dahulu di sebuah desa yang makmur ada seorang gadis desa bernama Syahdiya yang cantik jelita .. Banyak pemuda di desa tersebut jatuh cinta pada kecantikannya. Namun dia berbeda dengan gadis desa lainnya yang terkesan lugu dan senang tuk di rayu. Dia tahu bahwa banyak pemuda yang mencari simpatinya itu hanya berpandang pada kecantikannya semata.Bahkan di antara pemuda desa mereka saling bertarung untuk mendapatkan cinta dari Syahdiya.

Lalu suatu hari datang seorang pemuda dari kota ke desa tersebut. Dia seorang mahasiswa jurusan kedokteran yang tengah mengadakan penelitian. Setelah beberapa hari menginap di desa itu, kabar tentang kecantikan gadis bernama Syahdia itu pun terngiang di telinganya.

Dia penasaran lalu berniat menemukannya. Pemuda itu lalu bertanya pada seorang bapak paruh baya, tuan rumah yang ia tempati.

"Jika kamu ingin menemukannya, malam ini shalatlah di masjid desa. Biasanya dia shalat maghrib di masjid tersebut kemudian dia tetap berada di masjid mengkaji Siroh sahabat bersama beberapa temannya menanti datangnya waktu 'Isya. Juga biasanya ia mengenakan mukena hitam panjang. "Kata bapak paruh baya tersebut.

Malam ini pemuda itu hendak shalat di masjid desa sekaligus ingin melihat wanita yang kabarnya cantik jelita itu. Seusai shalat maghrib, para warga yang bersholat disitu pun pulang maka tinggallah Syahdiya bersama tiga orang temannya tengah mengkaji Siroh sahabbyyah.

Pemuda Kota itu pun turut menunggu namun ia tak bisa melihat wajah Sahdiya karena hijab (Kain putih pembatas pria dan wanita) menutupi sehingga ia memutuskan untuk menunggu sampai ba'da I'sya ketika Syahdiya pulang. Kerna tak tahu hendak melakukan apa di dalam masjid, dia pun mengambil sebuah buku di dalam lemari masjid untuk dibaca dan ternyata buku yang diambilkannya tersebut adalah Al-Qur'an dan terjemahannya. Dan pada saat itu ia membuka tepat pada surat An-Nur. lalu matanya tertuju pada Ayat yang ke 26.

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga) (QS AN-Nur: 26) "

Tangannya lalu bergetar setelah membaca mahzab Allah tersebut. Begitu pun hatinya. Dia yang minim akan pengetahuan agama itu semakin penasaran terhadap ayat Allah yang satu itu. Perlahan Ia menutup kitab itu lalu mengangkat kepalanya tiba-tiba kain putih yang menjadi hijab itu tertiup oleh hembusan angin yang begitu dingin. 

Tepat di depan pandangannya seorang wanita menunduk membacakan sebuah kitab. Karena batinnya merasa ditatap, wanita bermukena hitam itu lalu mengangkat wajahnya menatap kedepan melihat seorang pemuda yang menatapnya. Dia lalu menunduk malu dan Semilir angin pun berhenti maka hijab pun menutupi pandangan itu.

Subhanallah .. Baru kali itu dia menatap wanita yang begitu dingin dalam tatapan. Dia tak pernah menemukan wanita seperti itu di kota.

Besoknya pemuda itu lalu meminta untuk diantarkannya ke rumah gadis tersebut oleh bapak pemilik rumah yang ia singgahi. Sang bapak pun menyuruh putrinya yang masih gadis juga untuk mengantarkan pemuda Kota itu ke rumah dimana Syahdiya tinggal. Hanya sebuah rumah yang beratapkan Rumbia, berdindingkan sulaman bambu dan berlantaikan tanah.

Sesampai mereka di rumah tersebut, disambutlah dengan senyuman manis oleh Sahdiya. Ia mempersilahkan mereka masuk lalu di hidangkan sebuah teh hangat. 

Kemudian Ia menyuruh mereka untuk menunggu sebentar setelah mendengar panggilan dari seorang wanita tua terhadapnya. Ia lalu ke belakang menemui wanita tersebut lalu menyahutinya. (Bila kita dipanggil oleh orangtua sebaiknya kita menemukan mereka baru menyehutinya) "

"Labayka ya Jaddah??" (Ada apa Nek) tanyanya dengan lembut.

Rupanya nenek tersebut meminta untuk dimandikan. Dialah satu-satunya keluarga yang dipunya Syahdia. Seorang nenek yang sudah sangat tua. Ia hidup hanya bersama nenek tersebut dari kecil setelah kedua orangtuanya meninggal. Dialah yang memandikan nenek tersebut setiap pagi dan petang. Membuang hajatnya, menemaninya tidur dan sebagainya. (Ingat..!! Suatu saat orangtua kita akan seperti itu. Dan kita harus ikhlas melayaninya seperti mereka melayani kita saat kecil dahulu)

Sementara di depan pemuda tersebut menatap-natap isi rumah yang jauh dari kesederhanaan itu.Kemudian datanglah Syahdiya setelah usai menyelesaikan tugasnya. Lidia, gadis yang mengirimkan pemuda kota itu lalu menjelaskan kedatangan mereka. Katanya pemuda tersebut ingin berkenalan dengannya karena dia baru di desa tersebut. Syahdiya pun menyambut dengan senang hati namun tidak berlebihan.

Pemuda kota yang punya senyum manis dengan sebuah lesung pipit di pipi kanannya tersebut lalu mengulurkan tangannya menyampaikan namanya.

"Roman." Singkat pemuda itu.

Syahdiya lalu menelungkup kedua tangannya seraya menunduk.

"Ana Ma'rifatus Syahdia."

Terjadilah percakapan singkat antara mereka. Pemuda bernama Roman itu semakin Yakin dengan wanita tersebut. Lewat tutur katanya yang lembut kesopanan dan perangainya dalam bersikap membuat pemuda kota itu jatuh hati padanya.

Besok pemuda itu sudah harus berangkat lagi ke kota tempat ia belajar. Ia berniat setelah lulus dari kuliah nanti dia ingin kembali ke desa tersebut untuk melamar wanita yang telah menawan hatinya itu.

Setelah dua tahun kemudian pemuda kota itu kembali lagi ke desa tersebut dengan segala persiapan diri yang telah matang. Dia pun mulai mempelajari makna dari surat An-Nur ayat 26 dan islam yang sesungguhnya. Serta senantiasa menjalankan sunnah Rosulullah dalam kesehariannya. Dia berniat mengkhitbah Syahdiya wanita yang dipilihnya semata karena Allah ..

Namun ketika ia datang sudah tak ada lagi Syahdiya di desa tersebut .. Ketika ia menanyakan pada warga, mereka hanya diam kemudian pergi meninggalkannya. Ia kemudian menemui bapak paruhbaya ayah ankatnya ketika menginap dirumahnya tahun lalu ..

Bapak itu lalu mengatakan bahwa Syahdiya berpenyakit kusta sehingga dia di asingkan di hutan belakang desa tersebut dekat sebuah air terjun.Pemuda itu lalu menangis terseduh terhempas di pelukan bapak itu. Dia tetap menginginkan untuk dipertemukan dengan Syahdiya. 

Lalu bapak itu pun mengantarkannya menuju hutan dimana wanita itu di asingkan. Disana Ia di asingkan di sebuah gubuk tua sendirian setelah sang nenek yang dirawatnya meninggal. Kalau pun ada warga yang menjenguknya, mereka agak menjauh karena takut tertular penyakit yang dialaminya.

Ketika datang Roman bersama bapak yang mengantarnya, disambutlah Syahdiya dengan senyuman tulus seperti biasanya seolah tak ada beban dalam hidupnya. Ia lalu mempersilahkan mereka duduk di tempat khusus tamu.

Tanpa berbasa-basi Roman langsung menyampaikan pada Syahdiya bahwa dia ingin mengkhitbahnya.Ma'rifatus Syahdiya lalu menunduk haru. Dahulu begitu banyak pemuda yang mendekatinya mengharapkan cinta dari dirinya namun setelah penyakit menular itu menyerang dirinya mereka menjauh. Dan kini datang seorang pemuda dengan wajah penuh ketulusan menawarkan sebuah ikatan suci padanya. Namun ia tak bisa menerimanya.

"Bagaimana mungkin aku menerima pinangan antum ya Akhie. Aku tidak ingin menzolimi Akhun. Aku yakin antum telah mendengar apa yang menimpa diriku ini. "Ungkap Syahdiya.

"Seperti apapun penyakit yang ukhti derita, ana tidak peduli .." Tegas Roman.

"Cinta yang antum agungkan telah membutakan mata antum sehingga tak dapat melihat lebih jauh ..Apa yang antum harapkan dari diriku? Aku bahkan tidak bisa memberikan apa-apa pada diri antum. "

"Kesetiaan ya ukhtie" singkat Roman.

"Kesetiaan saja tak cukup dalam menjalin sebuah bahtera." Syahdiya lalu menunduk dengan airmata yang berlinang terharu akan itikad pemuda itu. 

"Batinmu pun membutuhkan cinta .. sebuah cinta yang nyata. Dan aku tak bisa memenuhinya. Di luar sana masih banyak wanita yang lebih baik dari diriku. Yang bisa memberimu keturunan dan cinta yang sepenuhnya. Pergilah .... Biarkanlah aku disini dengan derita ini. Ini telah menjadi takdir Allah Untukku.

"Walillahi ya ukhtie .. Kamulah wanita yang aku pilih atas nama Allah ... Jika kerna cantikmu, banyak wanita yang cantik di dunia ini. Aku siap berpuasa untuk itu ya Ukhtie. "

Syahdiya tetap tak mau menerima pinangan pemuda itu sebab dia tahu akan menjadi haram jika pernikahannya terjadi sebab akan ada yang terzolimi dengan pernikahan tersebut.

Namun pemuda itu tetap bertahan pada pendiriannya sebab dia yakin akan lebih baik jika kita bersabar. Dia lalu kembali ke kota melanjutkan studynya di spesialis jantung. Dia kuliah sambil bekerja di sebuah Rumah Sakit Umum dan uangnya ditabung untuk membiayai Syahdiya berobat nantinya. Dua tahun kemudian pemuda yang telah diangkat menjadi dokter spesialis jantung itu datang ke desa itu lagi dengan niat tulusnya hendak melamar wanita yang dipilihnya karena keshalihannya tersebut.

Dia lalu menemui bapak angkatnya lagi untuk dipertemukan dengan Syahdiya namun bapak tersebut lalu membawanya ke kuburan yang nisannya bertuliskan nama Ma'rifatus Syahdia. Dia lalu menangis terhempas tak berdaya .. Tak tahu apa yang ingin dilakukan olehnya ..

Begitulah insan .. kala cinta telah menyapa, kita rela melakukan apapun demi mendapatkan cinta itu.Mungkin artikel kita telah baik, namun perlu di ingat bahwa rencana Allah lebih baik lagi. Belum tentu apa yang kita anggap baik dimata kita baik pula dimata Allah .. Dia telah mempersiapkan yang lebih baik untuk kita. Yang sesuai dengan akhlak dan perangai kita. 

Jika kita mencinta janganlah sampai kita merasa memiliki karena apabila yang kita cintai tidak kita akan merasa kehilangan yang teramat sangat .. Ikhlaskanlah segalanya pada Allah dan yakin akan janjinya .. Apapun yang diberikan pada kita itulah yang terbaik untuk kita.

Ana doakan semoga kita semua mendapatkan pasangan yang benar-benar diridhoi oleh Allah .. dan ketika kita mencintai, hanya pada Asma-Nya.

Menjadi Isteri..


“Hai anakku, kini engkau kan keluar dari sarang di mana engkau dibesarkan. Engkau akan berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenal dan berkawan pula dengan orang yang belum engkau kenali. Itulah suamimu.”

Jadilah engkau tanah bagai suamimu (taati perintahnya) dan ia akan menjadi langit bagimu (tempat bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai supaya ia dapat menjadi tiangnya. Jangan engkau bebani dia dengan pelbagai kesukaran karena itu akan memungkinkan ia meninggalkanmu.
Janganlah engkau terlampau menjauhinya, agar ia tidak melupaimu. Sekiranya dia menjauhimu, maka jauhilah dia dengan baik. Peliharalah suamimu itu dengan baik. Jagalah mata, hidung dan anggotanya yang lain.

Janganlah kiranya suamimu itu akan mencium sesuatu darimu melainkan yang harum. Jangan pula dia mendengar sesuatu darimu melainkan yang enak dan janganlah dia melihatkan melainkan yang indah sahaja pada dirimu.
Kalau wanita ingin menjadi isteri yang baik, dipihak lelaki juga berhasrat memiliki wanita yang begitu. Mereka (para suami ) ingin benar punya isteri yang menyambut kepulangan dari tempat kerja dengan wajah yang manis dan ceria, senyum menawan, pakaian yang bersih dan wangi dan rumahtangga pula berada dalam keadaan bersih kemas dan terurus. Bila mata sedap memandang, tenang dan damailah hati suami.

Bukan itu saja suami juga bercita-cita memiliki seorang isteri yang boleh menjadi penghibur dirinya, boleh berkongsi masalah dengannya, faham apa yang disenangi, tahu mengambil hati suaminya disamping boleh memberi layanan-layanan yang menyenangkan dan mengembirakan suami. Itulah wanita idaman setiap lelaki.

Pendek kata bagaimana lelaki akan dilayani oleh bidadari di syurga kelak begitu jugalah keinginan lelaki berhajatkan layanan dari seorang isteri seorang bidadari rumahtangga. Oleh sebab itu dikatakan rumahtangga yang bahagia itu ialah syurga tentulah ada bidadarinya. Siapa lagi kalau bukan isteri yang solehah yang layak menyandang gelaran bidadari dunia.

Isteri yang solehah akan berusaha memberi wajah jernih pada rumahtangga. Kasih sayang yang lahir adalah hasil dari masing-masing hendak mencari keridhaan Allah, bukannya dorongan nafsu semata- mata. Masing-masing suami isteri meletakkan Allah dan akhirat yang lebih besar dan utama.

Isteri yang solehah tidak terasa hina menjadi pelayan suami, malah sebaliknya rasa bangga dan bahagia kalau boleh melakukan tugas-tugas itu dengan baik dan sempurna. Gembira kerana yakin dengan janji Allah sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah s.a.w yang bermaksud:

“Apabila seorang perempuan mencuci pakaian suaminya, maka Allah mencatat baginya seribu kebaikan dan mengampuni dua ribu kesalahan dosanya, bahkan segala sesuatu yang disinari oleh matahari memohon ampun baginya serta Allah mengangkat seribu darjat baginya.”

“Wahai Fatimah, setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan membina tujuh parit antara dirinya dengan api neraka. Jarak antara parit itu ialah sejauh bumi dangan langit.”

“Wahai Fatimah, setiap wanita yang berair matanya ketika memotong bawang untuk menyediakan makanan keluarganya, Allah akan mencatat untuknya pemberian sebanyak yang diberi kepada mereka yang menangis kerana takutkan Allah.”

Siapa yang tidak mahu kemuliaan ini hanya dengan melakukan tugas yang ringan? Seorang isteri yang solehah akan sentiasa mencari-cari jalan untuk menyenangkan hati suami dan menutupi ruang-ruang untuk menyusahkan dan mencurigakan suami terhadap dirinya. Dia tidak akan membimbangkan suaminya terhadap dirinya.

Maruah dirinya sebagai seorang isteri sentiasa dipelihara dan dijaga kerana itu juga yang menjadi syarat untuk dia mendapat keredhaan Allah dan keselamatan di akhirat nanti. Setiap rumahtangga yang dihuni oleh isteri yang solehah bererti rumahtangga itu telah memiliki perbendaharaan yang termahal di dunia dan di sisi Allah rumahtangga itu mendapat perhatianNya.

Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud : ” Seorang wanita yang solehah itu lebih baik daripada seribu orang lelaki yang tidak soleh dan seorang perempuan yang berkhidmat melayani suaminya selama seminggu maka ditutuplah daripadanya tujuh pintu neraka dan dibukakan lapang pintu syurga dan dia bebas masuk dari pintu mana yang disukainya tanpa hisab.”
Isteri solehah biasanya menjadi milik lelaki yang soleh. Tetapi ada juga ketikanya isteri solehah bersuamikan lelaki yang toleh (jahat). Bolehkan kedamaian dan keamanan wujud dalam rumahtangga bilamana suami kufur dengan Allah dan buruk akhlak terhadap isterinya?.

Isteri yang menghadapi persoalan begini boleh tertekan jiwanya. Ada yang tidak sabar dengan kerenah suami hingga tidak terfikir cara lain untuk menyelamatkan jalan hidup yang dipilihnya melainkan berpisah saja dari suami.
Dalam hal sebegini, si isteri perlu banyak bersabar dan selalu bermunajat pada Allah. Ingatlah mungkin kesusahan yang kita hadapi adalah ujian dari Allah s.w.t. Ada dua maksud Allah mendatangkan ujian iaitu pertamanya ujian itu didatangkan sebagai penghapusan dosa dan keduanya untuk peningkatan darjat disisi Allah.

Jadi jika kita boleh bersabar maka terhapuslah dosa-dosa yang lalu. Sebaliknya tidak mustahil juga itu merupakan peningkatan darjat dari Allah. Kalau tidak diuji, mungkin hati kita akan terpaut benar dengan suami, menyayangi suami lebih dari Allah. Jadi untuk melihat sama ada kita membesarkan suami atau membesarkan Allah maka Allah timpakan ujian itu. Kalau benar hati sayang dan takut pada Allah tentu isteri tidak teragak-agak untuk bertindak membesarkan dan menyayangi Allah daripada suaminya sendiri.

Ingatlah, sejahat-jahat suami kita, tidaklah dia lebih jahat daripada Firaun, sedangkan isteri Firaun, Siti Asiah boleh bersabar menghadapi kesombongan dan keangkuhan Firaun sehinggakan Siti Asiah disenaraikan oleh Allah termasuk di dalam barisan antara wanita-wanita solehah yang dijamin syurga.

Oleh itu kalau suami kita masih belum diberi petunjuk janganlah kita jemu untuk memujuk dan mentarbiah, berlaku baik dan paling penting mohon dan bermunajatlah kepada Allah agar Allah mengubah hatinya untuk tunduk pada perintahNya.

CARA MEMPERERAT CINTA SUAMI-ISTRI


seseorang yang menyimpan cinta sejati menjadi lebih menghormati, mencintai, dan menyayangi pasangannya sepenuh hati. Seperti apakah wujud cinta sejati yang sesungguhnya? 

** Mencintai pasangan apa adanya Dan Sabar dengan kekurangan dia 

Saat Anda merasakan cinta sejati menyelimuti hati, maka Anda menjadi pribadi yang menyenangkan.Anda pun dengan tulus menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki pasangan. Tidak berpaling Anda tetap setia menjaga komitmen, meski saat itu ada orang lain yang memikat hati anda.Anda pun yakin bahwa sang kekasih merupakan pilihan tepat untukmenjadi pendamping hidup.Pengorbanan yang tulus Anda tak berhitung lagi soal materi yang telah Anda berikan kepadanya.Anda pun rela berkorban untuk membahagiakan pasangan yang Anda cintai. Memberi motivasi Seseorang yang sedang dimabuk asmara akan berbuat apa saja demi membahagiakan pasangannya.Termasuk juga melakukan hal-hal positif yang bisa melanggengkan hubungan cinta. Sikap menghormati Apabila Anda mencintai pasangan, Anda pasti akan memperlakukannya dengan sopan dan menghormatinya dengan baik. Hal itulah yang mampu membuat pasangan semakin cinta dan sayang kepada Anda.


BERIKUT INI CARA PRAKTIS SEBAGAI IKTHIAR merekatkan CINTA KASIH ANTARA SUAMI ISTRI, SEHINGGA KEHARMONISAN RUMAH TANGGA BISA TERCIPTA

1 .. PERTAMA

Saling memberi hadiah

Bukan Mahalnya harga sebuah pemberian tersebut tapi RASA KASIH sayang andalah yg melebihkan nilainya.

2.KEDUAMengkhususkan waktu untuk duduk bersamaJangan sampai antara suami istri sibuk dengan urusan masing-masing, dan tidak ada waktu untuk duduk bersama. Ada pertanyaan yang diajukan kepada Syaikh bin Baaz.Ada seorang pemuda tidak memperlakukan istri dengan baik. Yang menjadi penyebabnya, karena ia sibuk menghabiskan waktunya untuk berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan studi dan lainnya, sehingga meninggalkan istri dan anak-anaknya dalam waktu lama

3. KETIGAMenampakkan wajah yang ceriaDi antara cara untuk mempererat cinta kasih, harus menampakkan wajah yang ceria. Ungkapan dengan bahasa wajah, memiliki pengaruh yang besar dalam kegembiraan dan kesedihan seseorang. Seorang istri akan senang jika suaminya berwajah ceria, tidak cemberut. 


4.KEEMPATMemberikan penghormatan dengan hangat kepada pasangannyaMemberika n penghormatan dengan hangat kepada pasangannya, baik ketika hendak pergi keluar rumah atau ketika pulang. Penghormatan itu harus dilakukan dengan ramah. Dalam beberapa hadits diriwayatkan, ketika hendak pergi shalat, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam mencium isterinya tanpa berwudhu lagi dan langsung shalat. Ini menunjukkan, bahwa mencium istri dapat mempererat hubungan antara suami istri, meluluhkan kebekuan atau kekakuan antara suami istri.

5.KELIMAHendaklah memuji pasangannyaDi antara kebutuhan manusia adalah keinginan untuk di puji-dalam batas-yang wajar. Dalam masalah pujian ini, para ulama telah menjelaskan, bahwa pujian diperbolehkan atau bahkan dianjurkan dengan ketentuan: untuk memberikan motivasi, pujian itu diungkapkan dengan jujur ​​dan tulus, dan pujian itu tidak menyebabkan orang yang dipuji menjadi sombong atau lupa diri.

6.KEENAMBersama-sama melakukan tugas yang ringanDi antara kesalahan sebagian suami ialah, mereka menolak untuk melakukan sebagian tugas di rumah. Mereka memiliki anggapan, jika melakukan tugas di rumah, berarti mengurangi kedudukannya, menurunkan atau menjatuhkan kewibawaannya di hadapan sang istri. Pendapat ini tidak benar.


7.KETUJUHPerlu berekreasi berdua tanpa membawa anakRutinitas pekerjaan suami di luar rumah dan pekerjaan isteri di rumah membuat suasana menjadi keruh. Sekali-kali dibutuhkan suasana lain dengan cara pergi berdua tanpa membawa anak. Hal ini sangat penting, karena bisa memperbaharui cinta suami isteri. Kita memiliki anak, lantas bagaimana caranya? Ini memang sebuah problem. Kita cari solusinya, jangan menyerah begitu saja.Bukan berarti setelah memiliki anak banyak tidak bisa pergi berdua.


8.KEDELAPANPerlu adanya keterbukaanKeterbuka an antara suami dan isteri sangat penting. Di antara problem yang timbul di keluarga, lantaran antara suami dan istri masing-masing menutup diri, tidak terbuka menyampaikan problemnya kepada pasangannya. Yang akhirnya kian menumpuk. Pada gilirannya menjadi lebih besar, sampai akhirnya meledak.Inilah delapan tips untuk merekatkan hubungan suami isteri, sehingga biduk rumah tangga tetap harmonis dan tentram.

Semoga bermanfaat, menjadi bekal keharmonisan keluarga.

Belajar Cinta Dari Cicak


Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat.

Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun? Dalam kondisi gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu! Bagaimana dia makan?

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu. Apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, tidak tahu dari mana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya .. aahhh!

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor kadal lain yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun.

Sungguh ini sebuah cinta, cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? Tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

"Tak Akan Pernah Sempurna di Hadapan Anak & Istrinya"


Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar dulu, banyak hal yang saya inginkan tak pernah terwujud, terutama sebuah keinginan yang melibatkan sesuatu yang harus diperoleh dengan uang. yang bagi sebagian orang jumlahnya tak begitu banyak tetapi tidak demikian bagi kami. Uniknya, ayah tak pernah mengatakan ia tak punya uang dan selalu berkata “ Sabar, nanti ayah belikan, berdoa saja!”. Berkali-kali kalimat itu keluar dari mulutnya yang saya sendiri bingung apakah itu sebuah janji atau nasehat.saya merasa sanbgat penasarankenapa ayah tak tampak meluluskan permintaan saya sesegera mungkin jika ia tak mengeluh tak punya uang.

Menagih apa yang dimintakan kepada ayah lebih sering terhalang oleh jadwal tugasnya yang tak menentu. Sebagai tentara dalam satu batalyon pasukan, belum sempat ia mengabulkan permintaan saya, panggilan tugas sudah menunggu dan membawanya berbulan bulan mengembara di hutan belantara. 

Ibu yang akhirnya lebih sering memberikan pengalihan pikiran terhadap apa yang saya pinta, dari permintaan akan sebuah mainan terbaru menjadi permintaan pada Tuhan agar ayah bisa kembali kerumah dengan tubuh dan jiwanya yang masih bersatu.

Suatu kali dibawah sinar bulan yang benderang ketika anak anak lain sibuk bermain di malam libur,saya pernah meminta ayah untuk membelikan sebuah bola kaki, namun belum sempat bola itu mampir dikaki, di suatu pagi buta ayah sudah harus berangkat ke suatu tempat yang waktu berangkat dan pulangnya tak dapat dijadwalkan seperti layaknya perjalanan wisata. 

Dengan ransel hijau penuh dengan segala perlengkapan, satu tas coklat seperti sangsak tinju yang saya sendiri tak tahu apa isinya dan kilatan senjata laras panjang seolah menghapus pikiranku terhadap sebuah keinginan memiliki bola kaki yang jadi anganku beberapa hari sebelumnya.

Kali berikutnya ketika kulihat ayah sudah nampak sedikit agak lama berdiam dirumah, keinginan akan sebuah bola kaki seolah hilang lenyap dari kepala digantikan keinginan untuk memiliki sebuah game watch ayam dan telur, Sebuah kotak permainan elektronik yang siapapun memimpikannya ketika kecil dulu padahal itu hanya sebuah permainan bagaimana seekor tikus harus menangkap telur yang terus menggelinding dari kandang dan tak boleh pecah.

Lagi lagi ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala sambil mengucap kata yang sama , “Sabar dan Berdoalah!”. Malangnya tak sampai seminggu permintaan itu kuutarakan, ayah kembali pergi dari rumah dengan ransel hijau , tas coklat dan senjata laras panjangnya. Doa untuk sebuah Game watch pun berubah menjadi doa agar ia pulang dengan selamat dan berkumpul kembali dengan kami.

Keinginan demi keinginan akhirnya memang harus atau terpaksa pergi seiring dengan drama rutin kepergian ayah yang tak menentu. Keinginan akan semua impian saya itu akhirnya berubah menjadi sebentuk harapan agar ia pulang dengan selamat, membawa serta kembali nafas dalam tubuhnya yang menghembus terdengar ditelinga ketika ia memeluk kami keluarganya setelah kepergian sekian bulan lamanya demi Negara.

Suatu hari di sore yang terang setelah satu hari ayah kembali dari tugas, Ayah bertanya apakah aku sudah berdoa untuk mendapatkan apa yang aku pinta , game watch,bola kaki dan mainan lainnya selama ayah pergi?, Saya hanya menggeleng dan berkata padanya bahwa semua itu tak lagi singgah di pikiran saya, yang penting ayah bisa kembali selamat dan aku bisa tidur dalam pelukannya.

Meski seorang tentara, matanya sore itu berkaca kaca dan ia menatap saya begitu tajamnya. Sore itu juga ayah mengajak saya ke pasar minggu lalu masuk ke sebuah toko grosir disana untuk mendapatkan beberapa barang seperti jamu,obat-obatan,batu battery,odol,sabun,minyak angin dan banyak macam lainnya hingga penuh tas itu dengan berbagaimacam barang yang dibelinya.

“Untuk apa ayah?” Saya bertanya. Dan ia menjawab dengan sigap dan penuh senyum.

“Untuk persiapan kalau ayah berangkat tugas lagi,ayah akan jual di tempat tugas dan uangnya bisa membeli mainan yang kamu dan adikmu minta, selebihnya buat ibu!” jawab ayah.

Rupanya,tas coklat mirip sangsak tinju yang selalu ayah gendong ketika berangkat tugas bersama ransel hijau serta senjatanya adalah bagian dari nalurinya untuk memberikan tambahan bagi ibu dan kami untuk sedikit rejeki selain dari gaji ayah yang tak seberapa. Konsumen ayah adalah kawan-kawannya sendiri yang tak mungkin mendapatkan warung ditengah hutan untuk memperoleh barang-barang yang sepele namun sangat berguna disana.

Tak lama ketika tas coklat telah penuh, ayah menggamit lenganku menuju Toko ‘Tetap Segar’ dansemua mainan yang saya minta dariBola Kaki, Game watch hinggapapan monopoli singgah ke kedua tanganku.

Ia dengan tubuh yang sebetulnya mulai menua menngendong tas coklat mirip sangsak dibahu kanannya sambil membayar semua mainan saya dengan tumpukan uang lusuh merah dan biru. Uang dari para tentara yang terendam kadang dikubangan lumpur,pematang sawah serta tampias hujan dalam tenda-tenda.

Dulu ketika kecil,saya tak pernah mengira betapa hidup itu sangat bergantung pada apa yang kita pikirkan. Semakin kuat kita memikirkan sesuatu maka semakin kuat juga kecenderungan apa yang ada dipikiran itu akan menjadi kenyataan. Ayah mengajarkan bahwa Gaji adalah sebagian yang sangat kecil dari rejekiyang diberikan Tuhan. Ia tak punya rekening gendut atau menakuti rakyat dengan bedil dan seramnya seragam miliknya untuk menambah rejeki. 

Ayah hanya memiliki tas coklat gendut dengan segala macam isi yangmemanfaatkan selisih harga beli dan harga jual tidak lebih dan itu yang membawa kami meloloskan diri dari sebagian kesulitan yang dihadapi bersama-sama.

Peluh, keringat, jauhnya jarak, bahkan nyawa kerap tak bisa dihindari bagi beberapa pria pelindung keluarga. Dibalik kagagahan dan kegigihan kadang terselip air mata bila mengingat apa yang diminta oleh anak anaknya tak mampu dipenuhi saat itu juga, dalam kesulitan mendapatkanya hampir semua pria membenamkan permintaan itu sebagai sebuah energi yang tersimpan dan menjadikanya sebagai pemicu dan pelecut semangatnya untuk kemudian dipergunakan sebagai tenaga tambahan.

Seorang ayah memang tak akan pernah sempurna di hadapan anak anak dan istrinya, namun justru ketidak sempurnaan itulah yang menjadi jaminan ia akan melindungi anak dan istrinya untuk mencapai sebuah kesempurnaan.

Terima kasih kepada para ayah yang telah memberikan pelajaran bagi kita semua tentang arti berjuang untuk kehidupan. Dan saat ini, pelajaran itulah yang ditunggu oleh anak anak kitakarena masa kini adalah giliran kita.

Pria yang tak meluangkan waktu untuk keluarga bukanlah pria sejati. -Don Corleone - The Godfather.